Girolamo Savonarola : Aktivis Gereja Italia yang Terbunuh
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
"It would be good for religion
if many books that seem useful were destroyed. When there were not so many
books and not so many arguments and disputes, religion grew more quickly than
it has since." – Girolamo Savonarola.
Statements diatas merupakan kutipan dari seorang pemimpin
agama dan sosial yang paling kontroversial dari Florence, Italia. Juga seorang
relawan dan hebatnya lagi dia seorang frater yang dikemudian hari menjadi
seorang martir. Berawal dari aksi-aksi brutalnya yang kemudian menjadikan dia
salah satu sosok frater yang menjadi musuh besarnya Paus Aleksander VI. Disisi
lain dia juga dikenal karena gerakan reformasi dan kritiknya terhadap kehidupan
masyarakat terkait dengan korupsi, eksploitasi orang miskin dan ketidakmoralan.
Siapakah dia?
(sumber
: biteproject.com)
Riwayat Savonarola
Dia adalah Girolamo
Savonarola seorang biarawan dan pengkhotbah Dominikan Italia yang lahir sekitar
(21 September 1452 - 23 Mei 1498) juga merupakan seorang frater Dominikan dan
tokoh pemikir rohaniwan serta seorang reformator asal Italia. Ia terkenal
karena perannya sebagai pengkhotbah dan pemimpin politik yang sangat keras dan
tegas terhadap kemewahan, korupsi, dan moralitas yang dianggapnya tidak pantas
di kalangan Gereja Katolik dan masyarakat Florentine.
Adapun hal
lain yang menjadikannya terkenal adalah karena khotbah-khotbahnya yang menentang korupsi di Gereja Katolik, gaya
hidup boros, dan keliaran moral di kalangan elit kota Florence pada saat itu.
Ia mengutuk kehidupan penuh hura-hura, hiburan berlebihan, permainan judi, dan
lukisan serta karya seni lainnya yang dianggap tidak bermoral.
Puncak
kekuasaan Savonarola berlangsung antara tahun 1494 hingga 1498. Pada masa ini,
Florence mengalami periode reformasi moral yang keras dan pengaruhnya di kota
tersebut sangat besar. Savonarola mendirikan "Kebangkitan Florence,"
yang bertujuan untuk membawa masyarakat kembali kepada kehidupan rohani yang
lebih sederhana dan taat beragama.
Karya-karya
Savonarola
Karya-karyanya,
terutama ceramah dan tulisan-tulisannya, memiliki dampak besar pada masyarakat
dan politik Italia pada masa itu. Beberapa karya paling berpengaruh dari
Girolamo Savonarola adalah: Pertama, "Prediche" (Ceramah): adalah
kumpulan ceramah yang disampaikan oleh Savonarola kepada para pengikutnya di
Basilika Santo Markus di Florence. Ceramah-ceramah ini menyoroti kelemahan
moral dan korupsi Gereja Katolik serta penguasa politik pada masanya.
Pesan-pesannya tentang penyesalan, pertobatan, dan perlunya kembali kepada
nilai-nilai keagamaan menarik banyak pengikut dan membuatnya menjadi tokoh yang
kontroversial karena dikecam berlawanan dengan pihak lain. Kedua, "De
Simplicitate Christianae Vitae" (Tentang Kesederhanaan Hidup Kristen):
Karya tulis ini berbicara tentang perlunya kesederhanaan dalam kehidupan
Kristen. Savonarola menekankan pentingnya meninggalkan kehidupan duniawi dan
berkonsentrasi pada kesalehan dan pertobatan. Dia mengecam gaya hidup mewah dan
materialistik para pejabat gereja dan bangsawan pada masa itu. Ketiga, "De
Ruina Ecclesiae" (Tentang Keruntuhan Gereja): ini adalah sebuah buku berisikan
kritik mendalam terhadap Gereja Katolik pada masa itu, menuduh para pemimpin
gereja terlibat dalam korupsi dan kehidupan yang tidak bermoral. Tulisannya
mencerminkan keprihatinan atas krisis moral di kalangan klerus dan menyerukan
perubahan besar dalam Gereja. Keempat, "Triumphus Crucis" (Kemenangan
Salib): Karya ini berbicara tentang kebangkitan agama dan menyebutkan
tanda-tanda kemunduran gereja dan moralitas. Savonarola menyatakan bahwa
kemenangan akan datang melalui penyesalan dan pertobatan.
Karya-karya
Savonarola telah memberikan dampak besar pada masa dan wilayahnya,
menginspirasi gerakan reformasi agama di Italia pada masa itu. Meskipun begitu,
warisan intelektual dan spiritualnya tetap relevan dan menjadi bagian penting
dari sejarah gereja dan masyarakat Renaissance Italia. Giroloma Savonarola,
seperti kebanyakan Reformis Kristen, memberikan penekanan khusus pada otoritas
Alkitab. Dia berkomentar: "Saya mengkhotbahkan regenerasi gereja, mengambil
Kitab Suci sebagai satu-satunya panduan saya."
Dampak
Perlawanan Savonarola
Dalam
catatan sejarah Ensiklopedia Katolik yang meringkas beberapa dampak dari
perlawanan gerilya sang martir ‑ Savonarola, antara lain: Pertama, “Perlawanan terhadap korupsi
gereja”: Savonarola menentang kemewahan dan korupsi yang melanda gereja
Katolik dan mengecam gaya hidup boros dari para pemimpin gereja serta menuntut
mereka agar hidup lebih sederhana dan mengikuti ajaran agama secara ketat.
Upaya ini menciptakan kesadaran akan isu-isu moral dan etika di kalangan
masyarakat Florence. Kedua, “Pengaruh dalam politik Florence”:
Savonarola mendukung pembentukan pemerintahan republik di Florence dan
menyatakan bahwa penguasa pribadi (tyranny) harus dihapuskan. Ia memiliki
pengaruh kuat dalam politik kota dan mendukung penegakan undang-undang moral
yang lebih ketat. Namun, pengaruhnya pada pemerintahan akhirnya berakhir ketika
ia dihukum mati karena tuduhan ajaran sesat dan memberontak terhadap Gereja
Katolik. Ketiga, “Pembakaran Barang-Barang Mewah (Bonfire of the Vanities)”:
Salah satu tindakan terkenal dari perlawanan Savonarola adalah penyelenggaraan
"Bonfire of the Vanities" (Lemparan Api Barang-Barang Mewah). Ia
memimpin upacara besar di mana barang-barang mewah seperti perhiasan, pakaian
mahal, lukisan, dan alat musik dibakar sebagai simbol penolakan terhadap
kemewahan dan kebejatan moral. Aksi ini menandai perubahan besar dalam
masyarakat Florence dan mencerminkan pendekatan moralis yang ketat. Keempat,
“Dampak jangka panjang pada seni dan budaya”: Aksi penyucian dan
penolakan terhadap seni dan karya seniman kontemporer yang dilakukan oleh
Savonarola berdampak pada dunia seni Florence. Beberapa seniman, seperti
Botticelli, berhenti melukis tema-tema mitologi dan sensualitas yang sebelumnya
populer dan beralih untuk menggambarkan tema-tema agama. Kelima, “Meningkatnya
perlawanan terhadap kekuasaan Gereja Katolik”: Meskipun Savonarola akhirnya
dihukum mati oleh Gereja Katolik, perlawanannya telah membangkitkan semangat perlawanan
terhadap kekuasaan gereja yang korup dan konsolidasi kekuasaan politik pada
saat itu. Semangat ini meluas ke beberapa gerakan Reformasi yang muncul
kemudian hari di Eropa dan berkontribusi pada pembentukan denominasi-denisnasi
Protestan. Perlawanan Savonarola juga diberi kritik karena dianggap fanatik dan
mendukung pembersihan sosial yang keras. Bagaimanapun, tidak dapat dipungkiri
bahwa perlawanannya meninggalkan warisan bersejarah yang signifikan dalam
sejarah Florence dan Italia.
Savonarola
melawan beberapa kelompok dan individu selama masa kegiatan reformasinya di
Florence. Beberapa pihak yang dilawannya seperti : Paus dan Hierarki Gereja
Katolik: mereka ditentang karena ajaran dan praktek-praktek kotor Gereja
Katolik pada zamannya yang mempraktik penjualan indulgensi dan korupsi yang ada
di dalam hierarki gereja. Pandangannya yang kritis terhadap Gereja Katolik dan
kritiknya terhadap Paus sering menyebabkan konflik dengan Gereja. Terdapat
sosok Lorenzo de' Medici: Lorenzo de' Medici, yang dikenal sebagai Lorenzo
Agung, adalah penguasa de facto Florence saat itu. Savonarola adalah kritikus
vokal dari keluarga Medici dan pemerintahan mereka. Ia mengecam kemewahan, gaya
hidup hedonistik, dan pengaruh yang dimiliki keluarga Medici di kota itu.
Pun terkait
Kekuasaan Budaya Duniawi: Selain menentang Gereja dan penguasa politik,
Savonarola juga melawan budaya duniawi dan kesenangan duniawi yang berlebihan
yang terjadi di kalangan masyarakat Florence. Ia menyerukan agar warga mengubah
cara hidup mereka dan kembali kepada kesalehan dan spiritualitas sesuai ajaran .
Kematian Savonarola
Namun,
pengaruh dan pemerintahan Savonarola tidak berlangsung lama. Pengkhotbah keras
ini akhirnya menimbulkan oposisi dari kelompok politik lain, dan pada akhirnya,
ia ditangkap, diadili, dan dihukum mati pada tahun 1498. Ia dieksekusi dengan
cara dibakar di tengah kota Florence, dan mengakhiri masa pengaruhnya yang
singkat tetapi signifikan. Saat menghadapi kematian, Savonarola berdoa,
"Ya Tuhan, Engkau telah menghapus kesalahanku seribu kali. Aku tidak
mengandalkan pembenaranku sendiri tetapi pada belas kasihan-Mu”. Savonarola
sendiri akhirnya dihadapkan pada tantangan politik dan teologis yang berat, dan
akhirnya dijatuhi hukuman mati oleh gereja karena dianggap mengancam stabilitas
politik dan keagamaan pada zamannya. Pada tanggal 23 Mei 1498, ia dieksekusi
oleh pemimpin kota Florence setelah mendapat tuduhan bid'ah dan korupsi moral.
Di sela-sela
siksaannya, dia menulis meditasi tentang Mazmur 32 dan 51, yang kemudian
diterbitkan Martin Luther, menyebutnya sebagai "ujian injil dan kesalehan
Kristen". (Christianity.com)
Saat uskup
menanggalkan pakaian imamatnya, dia berkata, "Saya memisahkan kamu dari
gereja yang militan dan dari gereja yang berjaya." Savonarola menjawab,
"Itu di luar kemampuanmu." Saat tubuh pembaharu itu dibuang ke dalam
api, para pengejek berteriak, "Jika Anda dapat membuat keajaiban, buatlah
sekarang!" Tangannya terangkat, dua jari terulur, seolah memberkati
kerumunan, yang panik dan melarikan diri dari alun-alun, menghancurkan beberapa
anak sampai mati. (Foster, K. "Savonarola, Girolamo." Ensiklopedia
Katolik Baru. New York: Thomson, Gale, 2002).
Selama
hidupnya, Girolamo Savonarola menjadi simbol perlawanan terhadap korupsi di
Gereja dan penguasa, dan meskipun pendapat tentangnya terbagi, ia tetap
dikenang sebagai tokoh yang mencoba mengubah masyarakatnya dengan keras kepala
dan tekad yang kuat.
Savonarola
melawan beberapa kelompok dan individu selama masa kegiatan reformasinya di
Florence. Beberapa pihak yang dilawannya seperti : Paus dan Hierarki Gereja
Katolik: mereka ditentang karena ajaran dan praktek-praktek kotor Gereja
Katolik pada zamannya yang mempraktik penjualan indulgensi dan korupsi yang ada
di dalam hierarki gereja. Pandangannya yang kritis terhadap Gereja Katolik dan
kritiknya terhadap Paus sering menyebabkan konflik dengan Gereja. Terdapat
sosok Lorenzo de' Medici: Lorenzo de' Medici, yang dikenal sebagai Lorenzo
Agung, adalah penguasa de facto Florence saat itu. Savonarola adalah kritikus
vokal dari keluarga Medici dan pemerintahan mereka. Ia mengecam kemewahan, gaya
hidup hedonistik, dan pengaruh yang dimiliki keluarga Medici di kota itu.
Pun terkait
Kekuasaan Budaya Duniawi: Selain menentang Gereja dan penguasa politik,
Savonarola juga melawan budaya duniawi dan kesenangan duniawi yang berlebihan
yang terjadi di kalangan masyarakat Florence. Ia menyerukan agar warga mengubah
cara hidup mereka dan kembali kepada kesalehan dan spiritualitas sesuai ajaran .
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar